Sabtu, 27 Oktober 2012

28 oktober 2012 "KOMITE IBU BANGSA"


Sambutan KOMITE IBU BANGSA
              Wara-warasandi negara bangsa
Bapak dan ibu,para sepuh dan tokoh masyarakat yang kami hormati...
Seluruh kaum wanita dan ibu-ibu yang kami banggakan yang sudah hadir ditempat ini, kaum Ibu bangsa yang melahirkan anak-anak bangsa dimanapun berada.....
Terimalah salam Kebangsaan,....”MERDEKA”!
Salam hormat dan salam sejahtera untuk kita semua.

Atas Berkat dan Rahmat Allah yang Maha Kuasa, kita dari rakyat kecil ibu-ibu rumah tangga dapat ikut serta memperingati hari besar Nasional yaitu hari Sumpah Pemuda, yang kita laksanakan hari ini Minggu 28 oktober 2012.

Dan pada hari ini pula, kita ibu-ibu rumah tangga dari Rakyat yang hidup didesa lereng-lereng gunung merbabu dan gunung ungaran di-kabupaten semarang jawa tengah dapat mengadakan Konggres yang pertama sebagai Ibu Bangsa. 
Kami mewakili ibu-ibu perlu menyampaikan terlebih dahulu apakah Ibu bangsa itu yang pernah kami dengar dari bapak Budi Suroso sesepuh Forum Kajian Pancasila dan Ketatanegaraan Indonesia.

Pertama-tama Disini ada tulisan “Komite Ibu Bangsa”.
Apakah Komite Ibu Bangsa itu ?
Ibu-ibu yang kami hormati....Komite Ibu Bangsa itu hanya sebagai wahana temu yaitu bertemunya kaum ibu, bicara untuk bangsanya.

Bertemunya kaum Ibu yang mencintai negaranya sendiri, bertemunya kaum Ibu yang merasa diri mempunyai wajib untuk ikut serta mengujudkan Persatuan Nasional sebagai Sistem Tatanan Kehidupan Bangsa Indonesia,bertemunya kaum Ibu yang ingin berjuang bukan hanya untuk mengangkat derajat dan martabat kaumnya saja tetapi juga mau ikut mencari solusi terhadap krisis nasional ketatanegaraan indonesia sekarang ini, dengan Menegakkan Kedaulatan Rakyat. 

Jadi Komite Ibu Bangsa itu bukan organisasi Partai Politik, bukan bagian dari partai politik, bukan organisasi kesukuan,bukan organisasi keagamaan,kepercayaan tetapi sebagai wahana pendidikan Kebangsaan,wahana untuk mengerti dan memahami Pancasila dan Ketatanegaraan Indonesia wahana untuk membangun kesadaran nasional sebagai pemilik negara yang bertanggung jawab.

Ibu-ibu....
Selanjutnya,...... dalam tema ada istilah ibu bangsa....“siapakah yang dimasud Ibu Bangsa itu”?
Disebut sebagai IBU BANGSA, itu bukan hanya “seseorang” yang kebetulan menjadi permaisuri Presiden kemudian disebut sebagai ibu bangsa,...Bukan!
Tetapi IBU BANGSA adalah merupakan KESATUAN yaitu,kesatuannya ibu-ibu rumah tangga rakyat seluruh Indonesia tanpa pandang bulu,suku,ras,agama,kepercayaan dan sebagainya....itulah yang dimaksud Ibu Bangsa.

Ibu-ibu yang kami hormati......kita ini adalah Bangsa Indonesia.
.Siapakah yang disebut bangsa Indonesia” ?
Di negeri kita ini hanya ada 2 orang yaitu kaum bapak dan kaum Ibu, laki-laki dan perempuan itu yang disebut bangsa dan yang disebut bangsa  Indonesia itu adalah BANGSA KESATUAN.

Demikian juga yang disebut RAKYAT INDONESIA YANG BERDAULAT ATAS NEGARA itu juga laki-laki dan perempuan. Jadi kaum ibu-ibu rumah tangga rakyat seluruh indonesia ibu-ibu rumah tangga yang diruangan inipun harus merasa berdaulat atas negara indonesia.
Kemudian kalau begitu...”apakah yang dimaksud KEDAULATAN RAKYAT’ ?

IBU- IBU YANG TERHORMAT...... 
Kedaulatan Rakyat dimaksud, adalah “kekuasaan yang tidak boleh ditawar dan diganggu-gugat oleh siapapun orang bangsa asing maupun bangsa sendiri bahwa :NEGARA INDONESIA ITU DIMILIKI BERSAMA SELURUH RAKYAT INDONESIA.termasuk ibu-ibu rumah tangga indonesia, kaum wanita indonesia apapun nama komunitasnya yang terhormat atau yang terhina hidup sebagai tuna wisma,tuna susila dan macam-macam tuna, tetapi itu adalah “Pemilik NEGARA INDONESIA”.yang memiliki hak bicara juga untuk negaranya.
Ibu-ibu rumah tangga...
NEGARA INDONESIA adalah milik rakyat,...
Yang dimiliki RAKYAT atas negara Indonesia itu apa ?
Sedangkan NEGARA itu terbentuk oleh,keberadaan tanah air dengan segala kekayaan alamnya,itu yang pertama,..yang kedua, keberadaan orang-orang sebagai penghuni tanah air itu yang disebut bangsa, dan yang ketiga disebut sebagai bangsa yang bernegara itu harus ada “Peraturan” untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara yang disebut UNDANG-UNDANG DASAR,.
Jadi yang didaulat oleh rakyat itu adalah; tanah air beserta kekayaan alamnya, ada hutan,minyak ,emas,hasil laut,hasil bumi dan lain-lain, kemudian segala aspek kehidupan bangsa yaitu politik,ekonomi,sosial budaya dan undang-undang dasar itulah yang harus didaulat atau dikuasai oleh seluruh rakyat indonesia. tetapi....ibu-ibu....selama ini yang namanya rakyat itu adalah “Konsumen”, punya sebidang tanah itu membeli,air juga harus beli, kayu untuk mendirikan rumah juga beli kalau tidak bisa membeli sampai sekarangpun masih banyak kaum ibu yang tidak memiliki sebidang tanah untuk mendirikan rumah...
Jadi menurut UUD Negara Indonesia NKRI itu adalah milik kita bersama, termasuk juga milik seluruh ibu-ibu rumah tangga yang miskin sekalipun adalah pemilik negeri, tetapi mengapa bisa terjadi kaum ibu-ibu banyak yang dijual untuk mendapatkan devisa ? inilah perlunya mengapa Kaum ibu harus bicara untuk bangsanya sekarang ini.
Ibu-ibu bangsa peserta konggres dan ibu-ibu diseluruh tanah air ...
Sekali lagi kami sampaikan bahwa Bangsa Indonesia itu adalah “Bangsa Kesatuan Jiwa dan Raga” dan negara indonesia adalah “Negara Kesatuan”maka pondasi dan rumah adalah satu bangunan yang tidak bisa dipisahkan.demikian juga ketatanegaraan indonesia dan Pancasila adalah satu bangunan .
Kalau dipisahkan maka indonesia bukan kesatuan lagi tetapi pasti carut marut dan berantakan. Seperti sekarang ini. Yang punya uang menang tambah kaya dan jaya yang mlarat kalah dan tempatnya salah menjadi kranjang sampah dikandang bubrah.
Ingat !!.. jangan dilupakan apa yang sudah menjadi sumpah serapahnya para leluhur bangsa indonesia, pada Tanggal 28 Oktober 1928 yaitu 84 tahun yang lalu leader-leader bangsa Kesukuan mengadakan Konggres yang menelorkan 3 kesepakatan yang kemudian disebut “Sumpah Pemuda” yaitu:
1.     Bangsa-bangsa kesukuan dari berbagai suku yang tersebar diseluruh Indonesia disatukan menjadi Bangsa Kesatuan yaitu Bangsa Indonesia.
2.     Tanah Air Kesukuan dengan segala kekayaan alam yang terkandung didalamnya disatukan menjadi Tanah air Kesatuan yaitu Tanah air Indonesia.
3.     Mensepakati bahasa kesukuan Melayu menjadi Bahasa Kesatuan yaitu Bahasa Indonesia.

Ketiga kesepakatan inilah yang kita angkat sebagai Falsafah Pemersatu Bangsa yang kita sebut sebagai “Bhinneka Tunggal Ika” .

Ibu-ibu.....
Sumpah Pemuda itu diadakan ditengah-tengah kancah perjuangan bangsa Indonesia merebut kedaulatan atas tanah air dengan segala kekayaan alamnya dari tangan penjajahan kaum kolonial Belanda. Peristiwa itu patut kita angkat sebagai momen agung,produk besar perjuangan bangsa indonesia dengan kesadaran bahwa tanpa Persatuan Nasional tidak mungkin perjuangan akan berhasil dan kelanjutan dari Sumpah Pemuda itu lahirlah produk-produk Perjuangan bangsa Indonesia lainnya seperti ada naskah Dasar Negara, ada rancangan konstitusi negara Indnesia,ada bendera negara yaitu Merah Putih, ada lagu Kebangsaan Indonesia Raya, ada lambang negara yaitu garuda Pancasila   yang menjadi piranti berdirinya Negara Indonesia Merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur.
Tetapi ketika Indonesia merdeka,kemudian pada saat membentuk Pemerintahan Negara Indonesia datanglah penjajahan baru dengan politik adu-dombanya yang baru pula sehingga produk-pruduk perjuangan bangsa sendiri disisihkan.
Pada hari ini ditegah-tengah kontradiksi sosial dan kontradiksi antar kelembagaan negara dengan masalah korupsi yang mewarnai kondisi nasional kita sekarang ini, Minggu tanggal 28 Oktober 2012 kita kaum wanita Indonesia menunaikan kewajiban sebagai yang merasa ikut memiliki negara menggunakan hak bicara untuk membangun kembali “Persatuan Nasional lahir dan batin”demi terujudnya cita-cita bersama yaitu memiliki negara Indonesia yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur .
Demikian ibu-ibu “wara-warasandi negara bangsa”yang dapat kami sampaikan,mudah-mudahan berguna untuk pencerahan pikiran kaum Ibu Bangsa dalam menunaikan kewajiban yang mulia, apapun yang dilahirkan dalam konggres pertama kaum wanita sebagai Ibu Bangsa hari ini walaupun hanya semenir gabah seujung rambut sumbangan pikiran ibu untuk membangun bangsa adalah juga sebagai tapak Ibu“yang akan ditapak juga oleh anak-anak bangsa nanti. Baik dan buruknya,surga atau nerakanya nasip bangsa kedepan terletak pada apa yang dijangkah, dilakukan dan diperbuat oleh Ibu Bangsa hari ini. Itulah mungkin makna dari istilah surga dan neraka terletak di kaki Ibu.untuk bangsaku. ...........sekian !..Salatiga 28 Oktober 2012
Merdeka !


Makalah pertama :”IBU BANGSA BERTANYA KEPADA ANAK-ANAK BANGSANYA”
Ibu-ibu peserta konggres ibu bangsa yang kami hormati....
Nama saya : S R I  S U N D A R  S I H, dari bawah gunung gendol,anakan gunung ungaran.
Dalam sidang ini, kami mewakili ibu rumah tangga pada umumnya, kami akan “mulai bicara sebagai Ibu”, dan terlebih dahulu kami mau bertanya kepada seluruh bangsa Indonesia dimanapun berada, bertanya kepada seluruh rakyat Indonesia baik laki-laki maupun wanita saudara-saudari semua yang hadir dalam sidangnya kaum ibu bangsa ini.
Dengarkan dengan sungguh-sungguh pertanyaan Ibumu ini :
“apakah ada diantara bapak-bapak dan ibu-ibu ini yang tidak lahir dari seorang Ibu”?
Jawabannya tidak ada !
Sekali lagi kepada bapak-bapak yang ada dibelakang itu kami mohon kedepan sini sebentar, ya 3 orang saja, ..... kami mau bertanya : apakah bapak-bapak ini dulu juga lahir dari ibu ?,...apakah bapak – bapak mengerti kapan dan bagaimana lahirnya ? ..apakah bapak-bapak pernah merasakan betapa sakitnya Ibu melahirkan ?
ibu-ibu rumah tangga yang mulia.....
Semua bangsa Indonesia,laki-laki dan wanita dan bangsa-bangsa yang sekarang hidup dibumi ini, baik yang menjadi Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati,Wali kota, camat, Lurah, Tentara, Polisi, Hakim, Jaksa, Pengacara maupun yang menjadi petani, buruh, pedagang, tukang becak, pemulung sampah baik yang terhormat maupun yang terhina dikolong-kolong jembatan.
Mereka semua itu,  “Lahir dari Rahim Ibunya”. Kaum Ibulah yang telah melahirkan anak-anak Bangsa Indonesia.
Peserta konggres Ibu bangsa yang terhormat,.....
Selama ini kita ibu-ibu rumah tangga rakyat Indonesia hanya diam menahan kesabaran, kita hanya sebagai konco wingking ,urusan orang belakang yang dianggap tidak wajib mengerti urusan bangsa, tidak perlu mengerti urusan negara sebab urusan bangsa dan negara dianggap hanya urusan bapak-bapak kaum laki-laki.
Selama ini kita sebagai Ibu bangsa belum pernah bicara untuk bangsaku, hanya kalau menggerutu gerundelan itu setiap hari karena merasakan makin beratnya memenuhi kebutuhan pokok untuk melestarikan hidup, gerundelan dengan harga-harga kebutuhan terus naik sementara pendapatan sebagai tani, buruh,nelayan,pedagang kaki lima, pedagang keliling dan sebagainya semakin tidak pasti kadang dapat kadang tidak, kadang panen kadang gagal.

Kita sebagai petani yang memproduksi beras tidak bisa menetapkan harga sendiri,padahal kalau pabrik-pabrik dan perusahaan yang menetapkan harga pasti yang memiliki pabrik. Tetapi pabrik beras yang menetapkan harga beras adalah yang bukan petani tetapi tengkulak. Jadi ....ibu-ibu....kalau gerundelan itu sudah biasa tetapi kalau sebagai Ibu Bangsa bicara untuk bangsanya itu juga baru sekarang ini, karena ada konggres kaum Ibu bangsa.
Mengapa baru sekarang ?
Dengan melihat kondisi nasional negeri kita,carut-marut, ketatanegaraan yang tumpang tindih,banyak wakil rakyat dan para fungsional disemua kelembagaan negara terlibat korupsi sampai ada fungsional departemen Agama sebagai pengawal moral baik bagi bangsapun ada yang terlibat korupsi pengadaan kitab suci.
ini betul-betul sangat memprihatinkan ditambah dengan kontradiksi antar lembaga penegak hukum ,kontradiksi antar kelembagaan negara lainnya ditambah kontradiksi sosial  tawuran antar pelajar,tawuran mahasiswa tawuran antar warga dimana-mana belum lagi kekayaan bumi dan air indonesia tidak lagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran seluruh rakyat tetapi banyak juga dikorupsi adalah betul-betul terjadi krisis pemimpin yang bisa mempersatukan bangsa, seperti negeriku diujung kehancuran.

Dengan melihat itu kami kaum Ibu Indonesia.sudah tidak bisa tinggal diam lagi,penderitaan ibu sudah tidak bisa tertahannkan kesabaran Ibu pertiwipun ada batasnya.sudah 67 tahun cita-cita bangsaku belum ujud dan sudah 67 tahun pula kami kaum ibu bangsa “hanya didepan Pintu Gerbang Kemerdekaan Indonesia”.[dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara indonesia....pembukaan UUD 1945.]

Ibu-ibu....Dengan cucuran keringat,air mata dan dengan menumpahkan darah kami melahirkan anak-anak bangsa ini, dengan cita-cita luhur supaya anak-anakku menjadi satria utama yang berbudi luhur, berjiwa besar, mengerti sejarah perjuangan bangsanya, bisa menghargai jasa-jasa pahlawannya dan produk-produk perjuangan bangsanya sendiri tetapi sekarang ini justru sebaliknya....

Tidak cinta dan bangga terhadap rumah bangsanya sendiri tetapi lebih cinta dan bangga rumahnya bangsa asing, sistemnya bangsa asing, tidak bangga terhadap kebudayaannya sendiri tetapi lebih bangga dan merasa hebat memakai kebudayaan asing, berbahasa asing dan memakai bajunya orang asing.

Demikian saudari-saudari peserta konggres  yang dapat kami sampaikan sebagai materi persoalan bangsa yang perlu kita diskusikan untuk mendapatkan solusi yang akan kita sumbangkan sebagai sumbangan pikiran kaum ibu bangsa terhadap bangsanya.Salatiga,28 Oktober 2012. Sekian ...MERDEKA !
Makalah kedua : “KAUM MINTULTILINGPUN SEBAGAI IBU BANGSA”
Ibu Bangsa yang tersebar diseluruh penjuru tanah air dan Ibu-ibu peserta konggres yang kami hormati..
Nama saya : YUYUN S R I  L E S T A R I, dari Pasekan Ambarawa.
Kami mau bicara mewakili kaum ibu yang disetempel sebagai mintultilung.
Ibu-ibu yang terhormat........Ketika ekonomi, pendidikan dan kesehatan sudah menjadi barang dagangan, antara sekolah, rumah sakit dan perusahaan tidak ada bedanya, kecerdasan dan obat – obatan dijual belikan untuk mencari uang,maka “semua adalah uang, dan uang”.
Uanglah yang berkuasa atas Dunia.
Kekuasaan Pemeintahan Negara dimanapun, semua sudah takluk, semua mengabdi kepada yang mempunyai uang, semua aspek kehidupan bangsa sudah terpimpin berjalan terarah dengan uang, semua wakil rakyat,semua pemimpin,semua rakyat, semua bangsa ini baik pria maupun wanita semua sudah anutannya uang. semua keinginan dan kesenangan manusia, mau baik ,mau suci, mau mulia mau menang, mau kuasa,mau benar bisa kesampaian dengan uang.
Dunia pikiran sudah terbalik,dan dasar negarapun dibalik juga “ Bukan Ketuhanan Yang maha Esa, tetapi Keuangan yang maha kuasa”. Sampai Nama Tuhanpun diembat untuk mencari duit. Nama Tuhan dibuat bungkus kemasan keculasan.

ibu-ibu yang kami hormati....
Lihatlah, ibu-ibu miskin yang menjai pengemis,lihatlah ibu-ibu yang mencari kesejahteraan sendiri dengan berjualan dipinggir-pinggir jalan,diemper toko-tokonya orang kaya justru digusur,digaruk diobrak-abrik dan gerobaknya dibakar oleh kekuasaan dengan dalih ketertiban dan kebersihan,kemudian dijalan-jalan ditanami bunga supaya indah agar para turis pelancong mancanegara betah disini.Lihatlah pasar-pasar rakyat juga digusuri kemudian didirikan mool.
 apakah patut sebagai wakil rakyat,sebagai pemimpin rakyat bangsanya sendiri yang harus mensejahterakan rakyatnya justru menjadi penindas ibu-ibunya sendiri demi pengabdiannya kepada orang asing yang mempunyai duit.
Untuk mencari kesejahteraan sendiri, tidak sedikit kaum wanita indonesia rela menjadi pajangan-pajangan sebagai alat untuk menjual barang, banyak juga kaum ibu indonesia pemilik negeri yang menjadi budaknya bangsa asing ,jadi tkw dan menjadi babunya bangsa sendiri untuk supaya bisa menyekolahkan anak-anaknya,walaupun sampai ada yang disiksa,disiram air panas,disetrika,ada juga yang diperkosa,dibunuh, digantung oleh majikannya, pulang tinggal nama justru dianugerahi sebagai “pahlawan devisa”. 
 Tidak sedikit kaum ibu Indonesia yang dengan “sangat terpaksa” menekan rasa malunya “menjual diri” kepada laki-laki hidung belang, kepada para peroyal asing maupun domestik dari hotel-hotel berbintang,rumah-rumah panti pijat sampai rumah bordil dipinggir-pinggir jalan, kemudian dicap sebagai “wanita yang bejat moral”,WTS,PSK,pelacur, mintultilung dan banyak lagi predikat-predikat yang dibuat oleh kekuasaan, kemudian digaruk dengan semena-mena tanpa peri kemanusiaan.
Padahal kaum bapak-bapak yang terhormat itu, juga mendapatkan “bagian penghasilannya”.
Dari sejak 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka didirikan sebagai negaranya rakyat sampai saat ini memang kami hanya diam menahan kesabaran, tetapi saat ini jangan main-main lagi.
Jangan coba-coba membohongi lagi kaum ibu Indonesia, sebab saat ini kami ibu-ibu rumah tangga rakyat dari ujung barat sampai ujung timur,termasuk kaum kami yang dicap sebagai orang yang bejat moralpun sudah mengerti semua akal-akal bulus, akal-akal buaya kaum laki-laki bapak-bapak yang terhormat itu.
Kami kaum ibu bangsa yang melahirkan anak-anak bangsa ini “tidak terima” !
Saat ini kami marah......!! Kalau perbuatan anak-anak bangsa ini,termasuk kaum mintultilung dikatakan sebagai perbuatan yang bejat moral kemudian diperlakukan semena-mena seperti binatang oleh bapak-bapaknya sendiri.
Mereka tidak bejat moral, mereka bukan binatang, mereka bukan sampah !
Mereka sangat terpaksa melakukan,supaya dapat menyekolahkan anak-anaknya, supaya anak-anaknya bisa makan, dapat melestarikan hidupnya, supaya kesejahteraan ekonominya terpenuhi sebab kaum bapak-bapaknya gagal tidak bisa mensejahterakan anak-anaknya.
 Kalau ada WTS, ada PSK, ada MINTULTILUNG,ada ayam ras,ada ayam kampung, kami kaum ibu bertanya sekarang :’mengapa tidak ada PTS[ Pria tuna susila ] ?..mengapa tidak ada pria bejat moral ,pria sampah masyarakat ?
Padahal yang justru paling banyak “bejat moralnya, tidak punya rasa malu” adalah kaum bapak-bapak, mengapa hanya kaum wanita saja yang menjadi keranjang sampah.?
 Ibu-ibu peserta konggres kaum ibu bangsa yang kami hormati....
bukan hanya ayam jantan saja yang bisa berkokok,tetapi sekarang ini, hari ini,detik ini ayam betinapun sudah berkokok ditempat ini sebagai pertanda sang penerang akan segera muncul untuk menguak habis semua bentuk sistem penipuan dan pembodohan rakyat. Yang berjalan selama ini.
Oleh sebab itu kami menyerukan kepada seluruh kaum mintultilung,kaum wts,kaum psk,kaum yang dicap bejat moral seluruh indonesia dan seluruh jagad ini tanpa pandang bulu, seluruh ibu-ibu rumah tangga rakyat “bangkitlah !, bangunlah dari tidur lelapmu”.
Siapakah yang harus berjuang untuk mengangkat harkat dan derajatmu sendiri, siapakah yang dapat memperjuangkan ibu kalau bukan kita sendiri sebagai ibu. Sudah banyak janji-janji dari kaum bapak, sudah banyak yang mengatasnamakan kaum ibu tetapi penipu.
Kita sudah kehilangan kepercayaan terhadap wakil rakyat yang sering mengumbar janji seperti angin surga, kita sudah lelah menunggu pahlawan penyelamat dari kalangan orang orang mulia dan orang-orang terhormat.
Kita kaum wanita, ibu-ibu rumah tangga inilah yang segera harus bangkit kesadaran sebagai ibu bangsa untuk berjuang mengankat nilai keibuannya sebagai ibu bangsa sendiri.melawan sistem penindasan dan ketidak-adilan dengan sistem persatuan dan kesatuan dengan menegakkan kedaulatan rakyat sebagai sistem penataan dan penyelenggaraan negara supaya indonesia benar-benar sebagai negara merdeka, bersatu, berdaulat,adil dan makmur.supaya seluruh ibu-ibu rumah tangga rakyat tidak ada lagi yang menjadi mintultilung dan budak-budaknya bangsa asing.
Sudah saatnya wakil rakyat sejati muncul dipersada bumi Indonesia...
Wakil kaum ibu harus dari ibu, wakil rakyat miskin harus dari miskin,wakil rakyat cebol harus cebol, wakil mintultilungpun harus mintul tilung, itu baru wakil rakyat yang sejati bukan palsu [ pinter bicara tapi tidak pernah merasakan penderitaan rakyat,tidak mengerti amanat penderitaan rakyat] hanya kepentingan sendiri dan kelompoknya saja yang diurus.

Tetapi bicara ibu dalam konggresnya yang pertama ini “ Suara Ibu sekarang bukan Suara Buku” seperti yang sudah disuarakan oleh wakil-wakil palsu selama ini.tetapi suara jiwa. Yaitu jiwanya Ibu Bangsa.

Sekian ,28 Oktober 2012. Konggres Ibu Bangsa pertama.
MERDEKA !  
Makalah ketiga,
Ibu-ibu rumah tangga seluruh rakyat yang kami hormati dan ibu-ibu peserta konggres yang hadir disini.....
Nama saya : Ibu S U G I A R T I, dari lemah abang juga ereng-ereng gunung ungaran. Saya mewakili kaum ibu rumah tangga yang menjadi buruh perusahaan.
Mau bicara yang akan kami ber judul “nasipnya ibu miskin yang hidup ditanah airnya yang kaya raya”.
Ibu-ibu yang mulia....
Untuk Negara Indonesia sebagai negaranya rakyat, banyak istilah –istilah yang kami dengar untuk menggambarkan betapa besarnya kekayaan yang terkandung didalam tanah air indonesia. Misalnya Negara yang subur gemah- ripah, loh-jinawi, negara yang tidak ada bandingannya,bahkan ada istilah sebagai taman firdausnya dunia apapun jenis flora dan fauna ada ditanah air kita disini. Bahkan ada yang mengatakan kekayaan eropa barat dan eropa timur disatukan belum dapat menandingi kekayaan Indonesia.
Ibu-ibu peserta konggres.....

Sebagai Negara yang berkedaulatan rakyat, mestinya tidak boleh ditawar dan diganggu-gugat oleh siapapun dan dari manapun...kekayaan tanah air indonesia yang luar biasa itu harus menjadi miliknya seluruh rakyat Indonesia tanpa pangdang bulu. Bukankah juga sudah kita yakini bersama bahwa Tuhan memberikan Tanah air indonesia beserta kekayaan alamnya itu bukan untuk orang- perorang atau bukan hanya untuk golongan tetapi diberikan untuk bangsa Indonesia supaya dikelola bersama dan hasilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup seluruh rakyat indonesia.

Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum sudah ada, untuk membikin rumah sudah ada kayu berjuta-juta hektar,untuk memenuhi kebutuhan sandang juga sudah ada, apapun yang dibutuhkan intuk melestarikan hidup didunia indonesia sekarang ini semua sudah ada, minyak kita punya, tambang emas kita punya,segala macam tambang ada dibumi pertiwi indonesia, bahan-bahan baku pangan ada,bahn-bahan baku indistripun ada,tetapi mengapa sampai ada istilah-istilah yang mengharukan seperti “raskin,jps,busung lapar,gila stres sampai ada ibu-ibu dengan anaknya bunuh diri karena kesulitan ekonomi dan istilah lain yang sudah disebutkan oleh pembicara-pembicara tadi.

Mengapa penataan dan penyelenggaraan negara kita, tidak menempatkan rakyat sebagai pemilik tetapi justru menempatkan rakyat sebagai konsumen.?

Tanahnya milik rakyat tetapi semua  kekayaan yang terkandung didalam tanah indonesia milik perusahaan-perusahaan baik asing maupun domestik, air laut milik rakyat tetapi segala macam kekayaan laut  juga milik perusahaan-perusahaan swasta, hutan milik rakyat tetapi kayu dan kekayaan hutan lainnya milik perusahaan. Rakyat hanya mencari ranting-ranting kayu kering untuk memasak saja  dipukuli, ada ibu-ibu mengambil sisa-sisa kapuk dan membawa 2 butir kakau ,diseret kepengadilan, disidik sebagai pencuri dan dihukum.
Demikian juga wakil rakyat harusnya melindungi rakyat tetapi justru mengabdi kepada perusahaan-perusahaan besar dengan membuat undang-undang yang tidak memihak dan melindungi rakyat sebagai pemiliknya, justru perampasan –perampasan tanah rakyat oleh perusahaan swasta  terjadi dimana- mana, Demonstrsi tuntutan buruhpun tidak pernah digubris. Masalah diselesaikan dengan menumbuhkan masalah baru sehingga tidak pernah masalah buruh diselesaikan dengan tuntas.
Mengapa penataan negaranya rakyat yang sudah dikatakan merdeka dan rakyat sebagai pemiliknya tetapi jutru kehidupan rakyat dari jaman penjajahan sampai saat ini sudah 67 tahun tetap lestari menjadi kuli dinegerinya sendiri,hidup miskin didalam negerinya yang kaya raya .
...apakah semua kekayaan bumi pertiwi indonesia ini sudah dijual,sudah digadaikan atau sudah  dikontrakkan kepada siapa, oleh siapa, untuk apa dan duitnya untuk siapa sampai ibu-ibupun diperas oleh perusahaan.

Apakah rakyat menyuruh wakilnya untuk menjual habis negerinya rakyat kepada swasta ?
apakah menyuruh wakil rakyat untuk bekerja sama dengan pengusaha-pengusaha menindas buruh ?
Selama ini ibu-ibu tidak pernah merasa dan buruhpun tidak pernah mengerti sebagai pemilik negeri, Tetapi sekarang ini ibu-ibu indonesia ibarat  “keyong matanya sudah sak-kenong-kenong” artinya sudah bisa melihat sandi wara-waranya orang-orang pinter cerdik pandai.

Digembar-gemborkan sekarang ini “rakyat berdaulat atas negeri ini”,disana mengembor bahwa tanah air itu didaulat oleh seluruh rakyat indonesia, disekolahan, diakademi, diuniversitas,didalam perkumpulan-perkumpulan politik semua mengatakan begitu dengan mulutnya, tetapi ternyata kedaulatan rakyat yang mereka gembar-gemborkan itu adalah kedaulatan rakyat didalam buku dan suara buku.

 Tetapi kedaulatan atas kekayaan tanah air indonesia ini dirampas sepenuh-penuhnya. Hak-hak politiknya rakyat dipatahkan diberikan hanya sebagai hak pilih, hanya sebagai tukang coblos, kedaulatan rakyat hanya ditukar dengan sepotong kaos oblong dan uang sepuluh ribu oleh para elite politik.

KEDAULATAN RAKYAT dihargai sangat murah dan rendah sekali sehingga sekarang ini,rakyat sudah tidak punya kedaulatan lagi atas segala kekayaan ibu pertiwi tanah air Indonesia, bukan milik negara tetapi milik swasta.
Ibu-ibu yang kami hormati.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar