Sambutan
KOMITE IBU BANGSA
Wara-warasandi negara bangsa
Bapak dan
ibu,para sepuh dan tokoh masyarakat yang kami hormati...
Seluruh kaum
wanita dan ibu-ibu yang kami banggakan yang sudah hadir ditempat ini, kaum Ibu
bangsa yang melahirkan anak-anak bangsa dimanapun berada.....
Terimalah
salam Kebangsaan,....”MERDEKA”!
Salam hormat
dan salam sejahtera untuk kita semua.
Atas Berkat dan Rahmat Allah yang
Maha Kuasa, kita dari rakyat kecil ibu-ibu rumah tangga dapat ikut serta
memperingati hari besar Nasional yaitu hari Sumpah Pemuda, yang kita laksanakan
hari ini Minggu 28 oktober 2012.
Dan pada hari ini pula, kita ibu-ibu
rumah tangga dari Rakyat yang hidup didesa lereng-lereng gunung merbabu dan
gunung ungaran di-kabupaten semarang jawa tengah dapat mengadakan Konggres yang
pertama sebagai Ibu Bangsa.
Kami mewakili ibu-ibu perlu
menyampaikan terlebih dahulu apakah Ibu bangsa itu yang pernah kami dengar dari
bapak Budi Suroso sesepuh Forum Kajian Pancasila dan Ketatanegaraan Indonesia.
Pertama-tama Disini ada tulisan
“Komite Ibu Bangsa”.
Apakah Komite Ibu Bangsa itu ?
Ibu-ibu yang kami hormati....Komite
Ibu Bangsa itu hanya sebagai wahana temu yaitu bertemunya kaum ibu, bicara
untuk bangsanya.
Bertemunya kaum Ibu yang mencintai
negaranya sendiri, bertemunya kaum Ibu yang merasa diri mempunyai wajib untuk
ikut serta mengujudkan Persatuan Nasional sebagai Sistem Tatanan Kehidupan
Bangsa Indonesia,bertemunya kaum Ibu yang ingin berjuang bukan hanya untuk
mengangkat derajat dan martabat kaumnya saja tetapi juga mau ikut mencari
solusi terhadap krisis nasional ketatanegaraan indonesia sekarang ini, dengan
Menegakkan Kedaulatan Rakyat.
Jadi Komite Ibu Bangsa itu bukan
organisasi Partai Politik, bukan bagian dari partai politik, bukan organisasi kesukuan,bukan
organisasi keagamaan,kepercayaan tetapi sebagai wahana pendidikan
Kebangsaan,wahana untuk mengerti dan memahami Pancasila dan Ketatanegaraan
Indonesia wahana untuk membangun kesadaran nasional sebagai pemilik negara yang
bertanggung jawab.
Ibu-ibu....
Selanjutnya,......
dalam tema ada istilah ibu bangsa....“siapakah yang dimasud Ibu Bangsa itu”?
Disebut
sebagai IBU BANGSA, itu bukan hanya “seseorang” yang kebetulan menjadi
permaisuri Presiden kemudian disebut sebagai ibu bangsa,...Bukan!
Tetapi IBU
BANGSA adalah merupakan KESATUAN yaitu,kesatuannya ibu-ibu rumah tangga rakyat
seluruh Indonesia tanpa pandang bulu,suku,ras,agama,kepercayaan dan
sebagainya....itulah yang dimaksud Ibu Bangsa.
Ibu-ibu
yang kami hormati......kita ini adalah Bangsa Indonesia.
.Siapakah
yang disebut bangsa Indonesia” ?
Di negeri
kita ini hanya ada 2 orang yaitu kaum bapak dan kaum Ibu, laki-laki dan
perempuan itu yang disebut bangsa dan yang disebut bangsa Indonesia itu adalah BANGSA KESATUAN.
Demikian juga yang disebut RAKYAT
INDONESIA YANG BERDAULAT ATAS NEGARA itu juga laki-laki dan perempuan. Jadi
kaum ibu-ibu rumah tangga rakyat seluruh indonesia ibu-ibu rumah tangga yang
diruangan inipun harus merasa berdaulat atas negara indonesia.
Kemudian
kalau begitu...”apakah yang dimaksud KEDAULATAN RAKYAT’ ?
IBU- IBU
YANG TERHORMAT......
Kedaulatan Rakyat dimaksud, adalah
“kekuasaan yang tidak boleh ditawar dan diganggu-gugat oleh siapapun orang
bangsa asing maupun bangsa sendiri bahwa :NEGARA INDONESIA ITU DIMILIKI BERSAMA
SELURUH RAKYAT INDONESIA.termasuk ibu-ibu rumah tangga indonesia, kaum wanita
indonesia apapun nama komunitasnya yang terhormat atau yang terhina hidup
sebagai tuna wisma,tuna susila dan macam-macam tuna, tetapi itu adalah “Pemilik
NEGARA INDONESIA”.yang memiliki hak bicara juga untuk negaranya.
Ibu-ibu
rumah tangga...
NEGARA
INDONESIA adalah milik rakyat,...
Yang
dimiliki RAKYAT atas negara Indonesia itu apa ?
Sedangkan
NEGARA itu terbentuk oleh,keberadaan tanah air dengan segala kekayaan alamnya,itu
yang pertama,..yang kedua, keberadaan orang-orang sebagai penghuni tanah air
itu yang disebut bangsa, dan yang ketiga disebut sebagai bangsa yang bernegara
itu harus ada “Peraturan” untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara yang
disebut UNDANG-UNDANG DASAR,.
Jadi yang
didaulat oleh rakyat itu adalah; tanah air beserta kekayaan alamnya, ada
hutan,minyak ,emas,hasil laut,hasil bumi dan lain-lain, kemudian segala aspek
kehidupan bangsa yaitu politik,ekonomi,sosial budaya dan undang-undang dasar
itulah yang harus didaulat atau dikuasai oleh seluruh rakyat indonesia.
tetapi....ibu-ibu....selama ini yang namanya rakyat itu adalah “Konsumen”,
punya sebidang tanah itu membeli,air juga harus beli, kayu untuk mendirikan
rumah juga beli kalau tidak bisa membeli sampai sekarangpun masih banyak kaum
ibu yang tidak memiliki sebidang tanah untuk mendirikan rumah...
Jadi menurut UUD Negara Indonesia NKRI itu
adalah milik kita bersama, termasuk juga milik seluruh ibu-ibu rumah tangga
yang miskin sekalipun adalah pemilik negeri, tetapi mengapa bisa terjadi kaum
ibu-ibu banyak yang dijual untuk mendapatkan devisa ?
inilah perlunya mengapa Kaum ibu harus bicara untuk bangsanya sekarang ini.
Ibu-ibu
bangsa peserta konggres dan ibu-ibu diseluruh tanah air ...
Sekali lagi kami sampaikan bahwa
Bangsa Indonesia itu adalah “Bangsa Kesatuan Jiwa dan Raga” dan negara
indonesia adalah “Negara Kesatuan”maka pondasi dan rumah adalah satu bangunan
yang tidak bisa dipisahkan.demikian juga ketatanegaraan indonesia dan Pancasila
adalah satu bangunan .
Kalau dipisahkan maka indonesia bukan
kesatuan lagi tetapi pasti carut marut dan berantakan. Seperti sekarang ini.
Yang punya uang menang tambah kaya dan jaya yang mlarat kalah dan tempatnya
salah menjadi kranjang sampah dikandang bubrah.
Ingat !!.. jangan dilupakan
apa yang sudah menjadi sumpah serapahnya para leluhur bangsa indonesia, pada
Tanggal 28 Oktober 1928 yaitu 84 tahun yang lalu leader-leader bangsa Kesukuan
mengadakan Konggres yang menelorkan 3 kesepakatan yang kemudian disebut “Sumpah
Pemuda” yaitu:
1. Bangsa-bangsa kesukuan dari
berbagai suku yang tersebar diseluruh Indonesia disatukan menjadi Bangsa
Kesatuan yaitu Bangsa Indonesia.
2. Tanah Air Kesukuan dengan
segala kekayaan alam yang terkandung didalamnya disatukan menjadi Tanah air
Kesatuan yaitu Tanah air Indonesia.
3. Mensepakati bahasa kesukuan
Melayu menjadi Bahasa Kesatuan yaitu Bahasa Indonesia.
Ketiga
kesepakatan inilah yang kita angkat sebagai Falsafah Pemersatu Bangsa yang kita
sebut sebagai “Bhinneka Tunggal Ika” .
Ibu-ibu.....
Sumpah Pemuda itu diadakan ditengah-tengah kancah
perjuangan bangsa Indonesia merebut kedaulatan atas tanah air dengan segala
kekayaan alamnya dari tangan penjajahan kaum kolonial Belanda. Peristiwa itu
patut kita angkat sebagai momen agung,produk besar perjuangan bangsa indonesia
dengan kesadaran bahwa tanpa Persatuan Nasional tidak mungkin perjuangan akan
berhasil dan kelanjutan dari Sumpah Pemuda itu lahirlah produk-produk
Perjuangan bangsa Indonesia lainnya seperti ada naskah Dasar Negara, ada
rancangan konstitusi negara Indnesia,ada bendera negara yaitu Merah Putih, ada
lagu Kebangsaan Indonesia Raya, ada lambang negara yaitu garuda Pancasila yang menjadi piranti berdirinya Negara
Indonesia Merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur.
Tetapi ketika Indonesia
merdeka,kemudian pada saat membentuk Pemerintahan Negara Indonesia datanglah
penjajahan baru dengan politik adu-dombanya yang baru pula sehingga
produk-pruduk perjuangan bangsa sendiri disisihkan.
Pada hari ini ditegah-tengah kontradiksi
sosial dan kontradiksi antar kelembagaan negara dengan masalah korupsi yang
mewarnai kondisi nasional kita sekarang ini, Minggu tanggal 28 Oktober 2012
kita kaum wanita Indonesia menunaikan kewajiban sebagai yang merasa ikut
memiliki negara menggunakan hak bicara untuk membangun
kembali “Persatuan Nasional lahir dan batin”demi terujudnya cita-cita
bersama yaitu memiliki negara Indonesia yang benar-benar merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur .
Demikian
ibu-ibu “wara-warasandi negara bangsa”yang dapat kami sampaikan,mudah-mudahan
berguna untuk pencerahan pikiran kaum Ibu Bangsa dalam menunaikan kewajiban
yang mulia, apapun yang dilahirkan dalam konggres pertama kaum wanita sebagai
Ibu Bangsa hari ini walaupun hanya semenir gabah seujung rambut sumbangan
pikiran ibu untuk membangun bangsa adalah juga sebagai tapak Ibu“yang akan
ditapak juga oleh anak-anak bangsa nanti. Baik dan buruknya,surga atau
nerakanya nasip bangsa kedepan terletak pada apa yang dijangkah, dilakukan dan
diperbuat oleh Ibu Bangsa hari ini. Itulah mungkin makna dari istilah surga dan
neraka terletak di kaki Ibu.untuk bangsaku.
...........sekian !..Salatiga 28 Oktober 2012
Merdeka
!
Makalah pertama :”IBU
BANGSA BERTANYA KEPADA ANAK-ANAK BANGSANYA”
Ibu-ibu
peserta konggres ibu bangsa yang kami hormati....
Nama saya :
S R I S U N D A R S I H, dari bawah gunung gendol,anakan gunung
ungaran.
Dalam sidang ini, kami mewakili ibu
rumah tangga pada umumnya, kami akan “mulai bicara sebagai Ibu”, dan terlebih dahulu kami mau bertanya kepada seluruh
bangsa Indonesia dimanapun berada, bertanya kepada seluruh rakyat Indonesia
baik laki-laki maupun wanita saudara-saudari semua yang hadir dalam sidangnya
kaum ibu bangsa ini.
Dengarkan dengan sungguh-sungguh pertanyaan Ibumu ini :
“apakah
ada diantara bapak-bapak dan ibu-ibu ini yang tidak lahir dari seorang Ibu”?
Jawabannya tidak ada !
Sekali lagi kepada
bapak-bapak yang ada dibelakang itu kami mohon kedepan sini sebentar, ya 3
orang saja, ..... kami mau bertanya : apakah
bapak-bapak ini dulu juga lahir dari ibu ?,...apakah bapak – bapak mengerti
kapan dan bagaimana lahirnya ? ..apakah bapak-bapak pernah merasakan betapa
sakitnya Ibu melahirkan ?
ibu-ibu rumah tangga yang mulia.....
Semua bangsa Indonesia,laki-laki dan wanita dan
bangsa-bangsa yang sekarang hidup dibumi ini, baik yang menjadi Presiden,
Menteri, Gubernur, Bupati,Wali kota, camat, Lurah, Tentara, Polisi, Hakim,
Jaksa, Pengacara maupun yang menjadi petani, buruh, pedagang, tukang becak,
pemulung sampah baik yang terhormat maupun yang terhina dikolong-kolong
jembatan.
Mereka semua itu,
“Lahir dari Rahim Ibunya”. Kaum Ibulah yang telah
melahirkan anak-anak Bangsa Indonesia.
Peserta konggres Ibu
bangsa yang terhormat,.....
Selama ini kita
ibu-ibu rumah tangga rakyat Indonesia hanya diam menahan kesabaran, kita hanya
sebagai konco wingking ,urusan orang belakang yang dianggap tidak wajib
mengerti urusan bangsa, tidak perlu mengerti urusan negara sebab urusan bangsa
dan negara dianggap hanya urusan bapak-bapak kaum laki-laki.
Selama ini kita sebagai Ibu bangsa belum pernah bicara
untuk bangsaku, hanya kalau menggerutu gerundelan itu setiap hari karena
merasakan makin beratnya memenuhi kebutuhan pokok untuk melestarikan hidup,
gerundelan dengan harga-harga kebutuhan terus naik sementara pendapatan sebagai tani,
buruh,nelayan,pedagang kaki lima, pedagang keliling dan sebagainya semakin
tidak pasti kadang dapat kadang tidak, kadang panen kadang gagal.
Kita sebagai petani
yang memproduksi beras tidak bisa menetapkan harga sendiri,padahal kalau pabrik-pabrik dan perusahaan yang menetapkan
harga pasti yang memiliki pabrik. Tetapi pabrik beras yang menetapkan harga
beras adalah yang bukan petani tetapi tengkulak. Jadi ....ibu-ibu....kalau
gerundelan itu sudah biasa tetapi kalau sebagai Ibu Bangsa
bicara untuk bangsanya itu juga baru sekarang ini, karena ada konggres kaum Ibu
bangsa.
Mengapa baru sekarang ?
Dengan melihat
kondisi nasional negeri kita,carut-marut, ketatanegaraan yang tumpang
tindih,banyak wakil rakyat dan para fungsional disemua kelembagaan negara
terlibat korupsi sampai ada fungsional departemen Agama sebagai pengawal moral
baik bagi bangsapun ada yang terlibat korupsi pengadaan kitab suci.
ini betul-betul
sangat memprihatinkan ditambah dengan kontradiksi antar lembaga penegak hukum
,kontradiksi antar kelembagaan negara lainnya ditambah kontradiksi sosial tawuran antar pelajar,tawuran mahasiswa
tawuran antar warga dimana-mana belum lagi kekayaan bumi dan air indonesia
tidak lagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran seluruh rakyat tetapi banyak juga
dikorupsi adalah betul-betul terjadi krisis pemimpin yang bisa mempersatukan
bangsa, seperti negeriku diujung kehancuran.
Dengan melihat itu
kami kaum Ibu Indonesia.sudah tidak bisa tinggal diam lagi,penderitaan ibu
sudah tidak bisa tertahannkan kesabaran Ibu pertiwipun ada batasnya.sudah 67
tahun cita-cita bangsaku belum ujud dan sudah 67 tahun pula kami kaum ibu
bangsa “hanya didepan Pintu Gerbang Kemerdekaan Indonesia”.[dan perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang
kemerdekaan negara indonesia....pembukaan UUD 1945.]
Ibu-ibu....Dengan
cucuran keringat,air mata dan dengan menumpahkan darah kami melahirkan
anak-anak bangsa ini, dengan cita-cita luhur supaya anak-anakku menjadi satria
utama yang berbudi luhur, berjiwa besar, mengerti sejarah perjuangan bangsanya,
bisa menghargai jasa-jasa pahlawannya dan produk-produk perjuangan bangsanya
sendiri tetapi sekarang ini justru sebaliknya....
Tidak cinta dan
bangga terhadap rumah bangsanya sendiri tetapi lebih cinta dan bangga rumahnya
bangsa asing, sistemnya bangsa asing, tidak bangga terhadap kebudayaannya
sendiri tetapi lebih bangga dan merasa hebat memakai kebudayaan asing,
berbahasa asing dan memakai bajunya orang asing.
Demikian
saudari-saudari peserta konggres yang
dapat kami sampaikan sebagai materi persoalan bangsa yang perlu kita diskusikan
untuk mendapatkan solusi yang akan kita sumbangkan sebagai sumbangan pikiran
kaum ibu bangsa terhadap bangsanya.Salatiga,28 Oktober
2012. Sekian ...MERDEKA !
Makalah kedua : “KAUM MINTULTILINGPUN SEBAGAI IBU BANGSA”
Ibu Bangsa yang tersebar diseluruh penjuru tanah air dan
Ibu-ibu peserta konggres yang kami hormati..
Nama saya : YUYUN S R I
L E S T A R I, dari Pasekan Ambarawa.
Kami mau bicara mewakili kaum ibu yang disetempel sebagai
mintultilung.
Ibu-ibu yang terhormat........Ketika ekonomi, pendidikan dan
kesehatan sudah menjadi barang dagangan, antara sekolah, rumah sakit dan
perusahaan tidak ada bedanya, kecerdasan dan obat – obatan dijual belikan untuk
mencari uang,maka “semua adalah uang, dan uang”.
Uanglah
yang berkuasa atas Dunia.
Kekuasaan Pemeintahan Negara dimanapun, semua sudah takluk,
semua mengabdi kepada yang mempunyai uang, semua aspek kehidupan bangsa sudah
terpimpin berjalan terarah dengan uang, semua wakil rakyat,semua pemimpin,semua
rakyat, semua bangsa ini baik pria maupun wanita semua sudah anutannya uang.
semua keinginan dan kesenangan manusia, mau baik ,mau suci, mau mulia mau
menang, mau kuasa,mau benar bisa kesampaian dengan uang.
Dunia pikiran sudah terbalik,dan dasar negarapun dibalik
juga “ Bukan Ketuhanan Yang maha Esa, tetapi Keuangan yang maha kuasa”. Sampai
Nama Tuhanpun diembat untuk mencari duit. Nama Tuhan dibuat bungkus kemasan
keculasan.
ibu-ibu yang kami hormati....
Lihatlah, ibu-ibu miskin yang menjai pengemis,lihatlah
ibu-ibu yang mencari kesejahteraan sendiri dengan berjualan dipinggir-pinggir
jalan,diemper toko-tokonya orang kaya justru digusur,digaruk diobrak-abrik dan
gerobaknya dibakar oleh kekuasaan dengan dalih ketertiban dan
kebersihan,kemudian dijalan-jalan ditanami bunga supaya indah agar para turis
pelancong mancanegara betah disini.Lihatlah pasar-pasar rakyat juga digusuri
kemudian didirikan mool.
apakah patut sebagai
wakil rakyat,sebagai pemimpin rakyat bangsanya sendiri yang harus
mensejahterakan rakyatnya justru menjadi penindas ibu-ibunya sendiri demi
pengabdiannya kepada orang asing yang mempunyai duit.
Untuk mencari
kesejahteraan sendiri, tidak sedikit kaum wanita indonesia rela menjadi
pajangan-pajangan sebagai alat untuk menjual barang, banyak juga kaum ibu
indonesia pemilik negeri yang menjadi budaknya bangsa asing ,jadi tkw dan
menjadi babunya bangsa sendiri untuk supaya bisa menyekolahkan
anak-anaknya,walaupun sampai ada yang disiksa,disiram air panas,disetrika,ada
juga yang diperkosa,dibunuh, digantung oleh majikannya, pulang tinggal nama
justru dianugerahi sebagai “pahlawan devisa”.
Tidak sedikit kaum ibu Indonesia
yang dengan “sangat terpaksa” menekan rasa malunya “menjual diri” kepada laki-laki hidung belang, kepada para peroyal asing
maupun domestik dari hotel-hotel berbintang,rumah-rumah panti pijat sampai
rumah bordil dipinggir-pinggir jalan, kemudian dicap sebagai “wanita yang bejat
moral”,WTS,PSK,pelacur, mintultilung dan banyak lagi predikat-predikat yang
dibuat oleh kekuasaan, kemudian digaruk dengan semena-mena tanpa peri
kemanusiaan.
Padahal kaum bapak-bapak yang
terhormat itu, juga mendapatkan “bagian penghasilannya”.
Dari sejak 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka didirikan
sebagai negaranya rakyat sampai saat ini memang kami hanya diam menahan
kesabaran, tetapi saat ini jangan main-main lagi.
Jangan coba-coba membohongi lagi kaum ibu Indonesia, sebab
saat ini kami ibu-ibu rumah tangga rakyat dari ujung barat sampai ujung timur,termasuk
kaum kami yang dicap sebagai orang yang bejat moralpun sudah mengerti semua
akal-akal bulus, akal-akal buaya kaum laki-laki bapak-bapak yang terhormat itu.
Kami
kaum ibu bangsa yang melahirkan anak-anak bangsa ini “tidak terima” !
Saat ini kami marah......!! Kalau
perbuatan anak-anak bangsa ini,termasuk kaum mintultilung dikatakan sebagai
perbuatan yang bejat moral kemudian diperlakukan semena-mena seperti binatang
oleh bapak-bapaknya sendiri.
Mereka tidak bejat moral, mereka bukan binatang, mereka
bukan sampah !
Mereka sangat terpaksa melakukan,supaya dapat menyekolahkan
anak-anaknya, supaya anak-anaknya bisa makan, dapat melestarikan hidupnya,
supaya kesejahteraan ekonominya terpenuhi sebab kaum bapak-bapaknya
gagal tidak bisa mensejahterakan anak-anaknya.
Kalau ada WTS, ada PSK, ada
MINTULTILUNG,ada ayam ras,ada ayam kampung, kami kaum ibu bertanya sekarang
:’mengapa tidak ada PTS[ Pria tuna susila ] ?..mengapa tidak ada pria bejat
moral ,pria sampah masyarakat ?
Padahal yang justru paling banyak “bejat moralnya, tidak
punya rasa malu” adalah kaum bapak-bapak, mengapa hanya kaum wanita saja yang
menjadi keranjang sampah.?
Ibu-ibu peserta konggres kaum ibu
bangsa yang kami hormati....
bukan hanya ayam
jantan saja yang bisa berkokok,tetapi sekarang ini, hari ini,detik ini ayam betinapun sudah
berkokok ditempat ini sebagai pertanda sang penerang akan segera muncul
untuk menguak habis semua bentuk sistem penipuan dan pembodohan rakyat. Yang
berjalan selama ini.
Oleh sebab itu kami
menyerukan kepada seluruh kaum mintultilung,kaum wts,kaum psk,kaum yang dicap
bejat moral seluruh indonesia dan seluruh jagad ini tanpa pandang bulu, seluruh
ibu-ibu rumah tangga rakyat “bangkitlah !, bangunlah dari tidur lelapmu”.
Siapakah yang harus
berjuang untuk mengangkat harkat dan derajatmu sendiri, siapakah yang dapat
memperjuangkan ibu kalau bukan kita sendiri sebagai ibu. Sudah banyak
janji-janji dari kaum bapak, sudah banyak yang mengatasnamakan kaum ibu tetapi
penipu.
Kita sudah kehilangan kepercayaan
terhadap wakil rakyat yang sering mengumbar janji seperti angin surga, kita
sudah lelah menunggu pahlawan penyelamat dari kalangan orang orang mulia dan
orang-orang terhormat.
Kita kaum wanita,
ibu-ibu rumah tangga inilah yang segera harus bangkit kesadaran sebagai ibu bangsa
untuk berjuang mengankat nilai keibuannya sebagai ibu bangsa sendiri.melawan
sistem penindasan dan ketidak-adilan dengan sistem persatuan dan kesatuan
dengan menegakkan kedaulatan rakyat sebagai sistem penataan dan penyelenggaraan
negara supaya indonesia benar-benar sebagai negara merdeka, bersatu,
berdaulat,adil dan makmur.supaya seluruh ibu-ibu rumah tangga rakyat tidak ada
lagi yang menjadi mintultilung dan budak-budaknya bangsa asing.
Sudah
saatnya wakil rakyat sejati muncul dipersada bumi Indonesia...
Wakil kaum ibu harus
dari ibu, wakil rakyat miskin harus dari miskin,wakil rakyat cebol harus cebol,
wakil mintultilungpun harus mintul tilung, itu baru wakil rakyat yang sejati
bukan palsu [ pinter bicara tapi tidak pernah merasakan penderitaan rakyat,tidak
mengerti amanat penderitaan rakyat] hanya kepentingan sendiri dan kelompoknya
saja yang diurus.
Tetapi bicara ibu dalam konggresnya yang pertama ini “ Suara Ibu sekarang bukan
Suara Buku” seperti yang sudah disuarakan oleh wakil-wakil
palsu selama ini.tetapi suara jiwa. Yaitu jiwanya Ibu Bangsa.
Sekian ,28 Oktober 2012. Konggres
Ibu Bangsa pertama.
MERDEKA !