KARTINI
INDONESIA BICARA UNTUK CALON GUBERNUR JAWA TENGAH.
Dalam
peringatan Hari Kartni tahun ini 2013, saya Sri Sundarsih dari ereng- ereng
gunung gendol, Gedong songo mau bicara sebagai “Ibu
Bangsa Indonesia” untuk siapapun yang akan menjadi Pemimpin Rakyat Jawa Tengah.
Ibu
Bangsa Indonesia yang saya maksudkan itu bukan “seseorag” yang kebetulan
menjadi permaisuri Presiden kemudian disebut sebagai Ibu Bangsa, Bukan !
Tetapi
Ibu bangsa Indonesia itu adalah “Kesatuan” yaitu kesatuannya Ibu- Ibu rumah
tangganya Rakyat Indonesia dimanapun berada tanpa pandang bulu yang peduli
terhadap Bangsa dan Negaranya, sebab kita Bangsa Indonesia ini adalah Bangsa
Kesatuan sejak tanggal 28 Oktober 1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.
“Sekali Kesatuan tetap Kesatuan”.
Saya
mewakili ibu-ibu rumah tangganya rakyat jawa tengah yang selama ini dianggap
hanya sebagai “Konco wingking” sebagai orang belakang yang tidak wajib mengerti
urusan Negara karena itu dianggap urusan Bapak- bapak.
Pertama
– tama saya mau bertanya kepada Bangsa Indonesia yang berada di jawa tengah
ini, baik laki-laki maunpun perempuan, baik yang menjadi orang – orang
terhormat seperti DPR, Tentara, Polisi, jaksa, hakim, Bupati, Camat, Kepala
Desa maupun yang menjadi pemulung tukang grosok sampah yang sekarang ini sama –
sama sedang mencari Pemimpinnya.
Khususnya
kepada calon – calon Gubernur Jawa Tengah.
Tunjukkan
Jari !
“Apakah
ada diantara saudara- saudara menjadi manusia Indonesia ini yang tidak lahir
dari “Rahim seorang Ibu” ?
Apakah
ada anak- anak Bangsa – bangsa Bumi ini yang tidak mempunyai Ibu ?
Tidak
ada !
Semua
Bangsa Bumi ini Pasti mempunyai Ibu.
Tetapi
mengapa Ibu Bangsa Indonesia baru bicara sekarang ini, kalau Bapak Bangsa sudah
sering kita dengar ada dan sudah banyak bicara.
kemudian
Ibunya siapa ?
Ibu
Bangsa dari mana yang menyusui anak – anak Bangsaku selama ini sehingga tumbuh
seperti sekarang ini senang gontok- gontokan, tawuran dimana – mana dan tatanan
negara semprawut sampai korupsipun merajalela, Persatuan Nasional hanya hiasan
cantik bibir,tidak bangga menjadi bangsa kesatuan, bahkan sudah sepertinya
bangga“menggurat-merusak wajah negerinya sendiri”.
Lihatlah
nasipnya ibu- ibu Indonesia yang mencari kesejahteraan sendiri-sendiri dengan
berjualan dikaki lima, yang menjadi petani miskin, yang menjadi TKW, yang
menjadi babu, bahkan tidak sedikit yang menekan rasa malunya menjual diri
menjadi WTS dan PSK kemudian distempel sebagai orang yang bejat moral dan
digaruk dengan semena-mena oleh bapak-bapak yang terhormat,padahal juga
mendapatkan penghasilannya, mereka tidak bejat moral, melakukan pekerjaan itu
supaya bisa menyekolahkan anak-anaknya sebab bapak – bapaknya gagal
mensejahterakan anak – anaknya.
Kesabaran
terbatas, kesabaran Ibu Pertiwipun ada batasnya,”bukan hanya ayam jantan saja
yang berkokok diufuk timur, tetapi saat ini ayam
betinapun sudah berkokok di puser jawa”.
Hai !
kaum Ibu Rumah tangganya rakyat,”bangunlah dari tidur lelapmu”!
Urusan
memberi makan anak – anak,sangu sekolah dan mengobati ketika sakit adalah
memang urusan kita, sistem itu yang harus diujudkan dalam tatanan negara,di
bidang ekonomi,pendidikan dan kesehatan harus banyak ditangan ibu dan untuk
ekonomi harus dengan sistem Koperasi Kerakyatan Indonesia.
Siapapun yang akan menjadi Pemimpin
Jawa Tengah atau siapapun nanti yang akan menjadi Pemimpin Nasional,tanpa
memiliki Konsepsi bangunan Persatuan Nasional, tidak mengerti dan memahami
Pancasila dan Ketatanegaraan Indonesia, tidak mengerti sejarah perjuaangan
bangsanya sendiri, tidak mengerti amanat penderitaan rakyat yaitu kesatuan
cita-citanya rakyat yang sudah tertuang dalam konstitusi nasional kita yang
harus diujudkan, tidak mungkin bisa membangun bangsa kesatuan, justru malah
akan mempercepat Indonesia sampai pada negara gagal.
Kalau
ibu – ibu Rumah tangga rakyat seluruh Indonesia bersatu sebagai Ibu Bangsa dan
kaum bapak bersatu sebagai bapak bangsa menjadi satu jiwa sebagai “bopo- biyung
Bangsa”,maka pasti akan melahirkan anak-anak bangsa yang berjiwa besar yang
siap membangun dunia baru dari Indonesia.
Itulah yang saya emban dari Bung Karno berpuluh
tahun loro-lopo keprihatinan, kalau ini bisa diujudkan oleh para pemimpin
Indonesia saya sudah siap pensiun menjadi manusia bumi untuk melanjutkan
perjuangan dialam sukma.
Bumen
21 april 2013.
Sri
Sundarsih
KOMITE
IBU BANGSA INDONESIA.